Selasa, 03 Januari 2012


Hubungan Remaja dengan Anak – anak Panti Asuhan
1.         Panti Asuhan.

a. Pengertian Panti Asuhan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2001:826) mendefinisikan panti asuhan sebagai rumahtempat memelihara dan merawat anak yatim piatu dan sebagainya. Departemen Sosial Republik Indonesia (1997:4) menjelaskan bahwa : Panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosialyang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar,memberikan pelayanan pengganti fisik, mental dan sosial padaanak asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepatdan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuaidengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi peneruscita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif didalam bidang pembangunan nasional.Kesimpulan dari uraian di atas bahwa panti asuhan merupakanlembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab memberikan pelayanan penganti dalam pemenuhan kebutuhan fisik, mental dansosial pada anak asuhnya, sehingga mereka memperoleh kesempatanyang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadian sesuaidengan harapan.

b. Tujuan Panti Asuhan
Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997:6) yaitu :
1) Panti asuhan memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara membantudan membimbing mereka ke arah perkembangan pribadi yangwajar serta mempunyai keterampilan kerja, sehingga merekamenjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuhtanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat.
2) Tujuan penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial anak di panti asuhan adalah terbentuknya manusia-manusia yang berkepribadian matang dan berdedikasi, mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya dan hidup keluarganya.

c. Fungsi Panti Asuhan
Panti asuhan berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengentasan anak terlantar. Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997:7) panti asuhan mempunyai fungsi sebagai berikut: 
1.     Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak.Panti asuhan berfungsi sebagai pemulihan, perlindungan, pengembangan dan pencegahan.
2.     Sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraansosial anak.
3.     Sebagai pusat pengembangan keterampilan (yang merupakanfungsi penunjang). Panti asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga dan masyarakat dalam perkembangan dan kepribadiananak-anak remaja.

2.        Remaja

a. Pengertian Remaja
Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang diikuti dengan berbagai masalah yang ada karena adanya perubahan fisik, psikis dan sosial. Masa peralihan itu banyak menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam penyesuaian terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan sosial. Hal ini dikarenakan remaja merasa bukan kanak-kanak lagi tetapi juga belum dewasa dan remaja ingin diperlakukan sebagai orang dewasa (Hurlock, 1994:174).Menurut Piaget dalam Hurlock (1994:206) remaja didefinisikan sebagai usia ketika individu secara psikologis berinteraksi dengan masyarakat dewasa. Pada masa remaja, anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkat yang sama. Antara lain dalam masalah hak dan berintegrasi dalam masyarakat, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok dan transformasi intelektual yang khas. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 tahun dan akhir remaja bermula dari usia 16 sampai 18 tahun yaitu usia matang secara hukum.Anak remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas.Remaja tidak termasuk golongan anak, tetapi tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasaifungsi-fungsi fisik maupun psikisnya (Monks, dkk., 2002:259).Menurut Santrock (2002:7) remaja merupakan suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat,terutama pada awal masa remaja. Masa remaja terjadi secara berangsur-angsur tidak dapat ditentukan secara tepat kapan permulaan dan akhirnya, tidak ada tanda tunggal yang menandai. Bagi anak laki-laki ditandai tumbuhnya kumis dan pada perempuan ditandai melebarnya pinggul. Hal ini dikarenakan pada masa ini hormon-hormon tertentu meningkat secara drastis. Pada laki-laki hormone tertosteron yaitu suatu hormon yang berkait dengan perkembangan alatkelamin, pertambahan tinggi dan perubahan suara. Sedang pada perempuan hormon estradiol yaitu suatu hormon yang berkait dengan perkembangan buah dada, rahim dan kerangka pada anak perempuan. Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik, remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan secara anatomis berarti alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faali alat kelamin tersebut sudah berfungsi secara sempurna pula (Wirawan, 2001:6).Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan individu yang telah mengalami kematangan secara anatomis dimana keadaan tubuh pada umumnya sudah memperoleh bentuk yang sempurna, hal tersebut berkisar antara usia 13 tahun sampai 18 tahun.

b. Ciri-Ciri Remaja
Rentang kehidupan individu pasti akan menjalani fase-fase perkembangan secara berurutan, meski dengan kecepatan yang berbeda-beda, masing-masing fase tersebut ditandai dengan ciri-ciri perilaku atau perkembangan tertentu, termasuk masa remaja juga mempunyai ciri tertentu. Ciri-ciri masa remaja (Hurlock, 1994:207) antara lain : 
1. Periode yang pentingMerupakan periode yang penting karena berakibat langsung terhadap sikap dan perilaku serta berakibat panjang.
2. Periode peralihan Pada periode ini status individu tidak  jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Masa ini remaja bukanlagi seorang anak dan bukan orang dewasa.
3. Periode perubahan Perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan perubahan fisik, jika perubahan fisik terjadi secara pesat perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung secara pesat.
4. Usia bermasalah Masalah remaja sering sulit diatasi, hal ini sering disebabkan selama masa anak-anak sebagian besar masalahnya diselesaikan oleh orang tua, sehingga tidak berpengalaman mengatasinya. 
5. Mencari identitas Pada awal masa remaja penyesuaian diri dengan kelompok masih penting,  kemudian lambat laun mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman sebayanya. 
6. Usia yang menimbulkan ketakutan Adanya anggapan remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, membuat orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi remaja menjadi takut bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
7. Masa yang tidak realistis Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia ingikan dan bukan bagaimana adanya.
8. Ambang masa dewasa.Remaja mulai bertindak seperti orang dewasa. Seperti halnya masa-masa perkembangan yang lain, masa remaja juga mempunyai ciri-ciri tertentu yang harus dimiliki sebagai bekal menuju perkembangan berikutnya, dengan adanya ciri-ciri tersebut dapat dijadikan sinyal oleh lingkungan supaya remaja diperlakukan sebagaimana mestinya.

Pengaruh konsep diri terhadap penyesuaian diri remaja kepada penghuni panti asuhan
Berbagai tuntutan-tuntutan yang berlaku dimasyarakat membuat mereka mau tidak mau harus berusaha untuk selalu menyesuaikan diri agar dapat diterima dalam lingkungan. Tuntutan-tuntutan tersebut akan dapat dipenuhi oleh seorang remaja apabila ia mempunyai kemampuan untuk memahami berbagai situasi sosial, dan menentukan perilaku yang sesuai dan tepat
dalam situasi sosial tersebut. kemampuan yang dimaksud adalah kompetensi interpersonal, dengan adanya kompetensi interpersonal yang remaja menjadi bisa memahami diri sendiri, memahami norma sosial, bersikap penuh pertimbangan pada orang lain dan mampu mengatur emosi-emosinya Menumbuhkan kompetensi interpersonal tidak selamanya mudah karenaperkembangan tingkah laku individu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dialami individu dalam lingkungan. Individu sebelum berperilaku perlu memperhatikan bahwa ia harus mampu memperhitungkan apakah ia bisa atau tidak berperilaku sesuai kaidah atau normal sosial. Remaja yang memiliki kemampuan interpersonal akan berani mengemukakan, menghargai serta menerima pikiran, perasaan dan pendapat orang lain secara terus terang. Namun remaja yang tinggal dalam panti asuhan sering memiliki perasaan bahwa dirinya tidak sama seperti anak-anak yang tinggal dalam keluarga yang normal. Hal ini cenderung mengakibatkan kemunduran-kemunduran yang berdampak pada penerimaan diri pada anak yatim Sikap atau lingkungan sosial yang mendukung akan membentuk sikap dari diri seseorang oleh karena itu jika lingkungan memberikan sikap yang baik pada individu, maka individu akan cenderung untuk senang dan dapat menerima dirinya. Penerimaan diri akan dapat terwujud dengan mudah apabila lingkungan tempat individu berada memberikan dukungan yang penuh. Salah satu faktor keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan ditentukan oleh kesanggupan individu dalam menerima keadaan dirinya sendiri. Kenyataanya tidak semua lingkungan sosial dapat menerima individu dengan baik. Pada zaman sekarang ini kepedulian para remaja terhadap lingkungan disekitarnya terutama terhadap anak – anak panti asuhan sangatlah rendah. Banyak golongan remaja yang hanya mementingkan dirinya sediri dibandingkan dengan anak – anak yatim piatu yang berada dipanti.  Terkadang banyak sekali remaja yang tidak mementingkan organisasi yang menyangkut dengan sosial bahkan mereka lebih senang dengan sebuah organisasi yang menguntungkan bagi dirinya sendiri. Pada umumnya karakter remaja dipanti asuhan berbeda dengan remaja pada umumnya, mereka kurang mendapatkan perhatian dari orang tua mereka maupun daripihak panti, hal itu disebabkan pengasuh yang ada tidak cukup memadai untuk memperhatikan mereka secara maksimal. Mereka mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan interpersonal dengan orang lain, hal itu disebabkan mereka jarang berkomunikasi dengan orang lain selain di lingkungan panti tersebut, sehingga tidak jarang dari mereka merasa minder saat berhubungan dengan orang lain. Mereka juga merasa enggan dan malu untuk menceritakan keadaan mereka dan kesulitan-kesulitan apa yang mereka alami baik di dalam maupun di luar panti. Maka dari itu alangkah baiknya bila kalangan - kalangan remaja saat ini  bisa bersimpati dan berempati terhadap organisasi sosial seperti panti asuhan.